Sabtu, 15 Januari 2011

coba

PENYAKIT INFEKSI MELALUI SALURAN CERNA


 

Tujuan Pembelajaran

  • Mengetahui penyakit yang terjadi melalui saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri
    • Demam tifoid, Paratifoid, kolera, Disenteri
  • Mengetahui penyakit yang terjadi melalui saluran cerna yang disebabkan oleh Virus

Polio, Hepatitis A, Hepatitis B

Mikroorganisme

  • Jazad renik → tdk kedap mata: mikroskopis
  • Ada dimana-mana
  • Terdiri dari :


bakteri


virus


jamur


parasit

  • Bisa patogen atau non-patogen
  • Jazad renik → tdk kedap mata: mikroskopis
  • Ada dimana-mana
  • Terdiri dari :


bakteri


virus


jamur


parasit

  • Bisa patogen atau non-patogen


     

EKOLOGI : Hub. makhluk-makhluk hidup dalam satu lingkungan

Pola Ekologi manusia-mikroorganisme

  • Hidup independen
  • Hidup dependen atau simbiose
    • Simbiosis mutualisme
    • Simbiosis komensalisme
    • Simbiosis parasitisme

MIKROBA FLORA NORMAL TUBUH

Dibagi atas:

  • Flora penghuni tetap (resident flora) :

- selalu ada

- kalau hilang, segera diganti

- tdk patogen

  • Flora transit (transient flora).

- tdk selalu ada

- patogen atau non-patogen


 

FLORA NORMAL : BISA JADI PATOGEN


 

a. Infeksi opportunistik



Sistim imun tidak berfungsi
(immunocompromised)


Terapi antibiotik tdk rasional


Trauma tusukan

b. Invasi jaringan

c. Translokasi bakteri


 

FN SALURAN CERNA

  1. Esophagus : masuk bersama saliva dan makanan.
  2. Lambung → pH sangat asam :

Mycobacterium tbc dan Helicobacter pylori

3. Usus kecil bagian atas: sedikit bakteri


duedenum : 103-106 bakteri per gram isi,


jejenum dan ileum: 105-108 bakteri per gram isi

4. Usus kecil bgn bawah, colon dan tinja

1).
Basil positif Gram anaerb tdk berspora

2). Basil positif-Gram anaerob berspora

3). Streptoococcus

4). Basil negatif Gram fakultatif anaerob

5). Ragi

PENYAKIT BAKTERI SALURAN CERNA

DEMAM TIFOID,

  • Infeksi yang terjadi pada usus halus
  • Disebabkan oleh S. thyphi
  • Sumber makanan
    atau minuman terkontaminasi, dan bersarang di jaringan limfoid pada dinding usus (plak peyeri).
  • Melalui aliran limfe ; duktus torasikus, ke dalam hati dan kandung empedu. Dapat pula menyangkut di ginjal, limpa, sumsum tulang, atau paru.
  • Gejala nyeri tekan pada perut, konstipasi (kadang-kadang diare).
    • Pada kasus berat, pasien mengalami delirium atau stupor.
  • Organisme didalam darah (hari ke-7 sampai ke-10) saat Bakteremi,
    • Di feses setelah minggu kedua atau lebih.
    • Titer antibodi akan tinggi pada minggu kedua atau ketiga.


 

DEMAM PARATIFOID

  • Penyebab S. enteritidis var. paratyphi A dan B,
  • Termasuk basil gram negatif.
  • Masa inkubasi 1-10 hari.
  • Diagnosis dilakukan dengan menentukan antibodi serum.
  • Tes widal merupakan metode aglutinasi, dengan mencampurkan antigen Salmonella O (somatik) dan H (flagella) dengan serum pasien yang diencerkan.
  • Rapid tes à Dipstik salmonella à 3 jam
  • Titer yang meningkat berarti ada infeksi aktif.


 

Penularan Salmonella typhi

  • Manusia sebagai reservoar juga carrier
  • Infeksi salmonella paling sering didapat melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi basil yang berasal dari sumber tinja, seringkali melalui tangan yang tercemar.


 


 


 

Masa dapat menular :

  • Dari minggu pertama sampai sembuh.
  • 10% pasien demam tifoid tetap dapat menular sampai tiga bulan,
  • 2.5% menjadi carrier tetap.

Pengendalian infeksi aktif

a. Pencegahan

  • Desinfeksi semua ekskreta dan objek terkontaminasi.

b. Pengobatan

  • Kloramfenikol sebagai drug of choice.
  • Bisa dengan ampicilin, amosisilin, trimetoprim-sulfametoksasol atau ciprofloxacin


 

  • .
    Pengobatan khusus
    à Wanita hamil
    • Trimester I : kloramfenikol
    • Trimester III : tiamfenikol
    • Amoksisilin selalu aman
    • Kloramfenikol pd trimester III tdk boleh diberi karena :
      • Partus prematur
      • Kematian fetus intrauterin
      • Grey syndrome pd neonatus
  • Makanan lunak, rendah serat, agar tidak mengikis plak peyeri
  • Kontrol terhadap kontak

Bagi yang dekat dengan pasien tidak boleh menangani makanan sampai hasil biakan negatif.

  • Pencegahan

    Imunisasi.


 


 

KOLERA

  • Penyakit diare akut yang disebabkan oleh Eksotoksin oleh V. cholerae.
  • Diarenya mirip air cucian beras, munculnya mendadak, disertai mual, muntah, sakit perut, dan dehidrasi berat.
  • Merupakan basil non-spora, aerobik, gram-negatif, dengan flagellum.
  • Pengendalian infeksi aktif
    • tidak diperlukan isolasi,
    • yang terpenting adalah mencuci tangan.

Penularan Vibrio cholerae

  • Cholera adalah penyakit manusia, ditularkan oleh orang terinfeksi melalui tinja, atau muntahan.
  • Tangan, peralatan makan, pakaian, dan alat yang dapat mencemari makanan atau langsung ke mulut.


 


 

  • Masa inkubasi : 2-3 hari (kadang-kadang hanya beberapa jam)
  • Masa dapat menular : selama organisme dalam muntahan atau feses.
    • Biasanya menetap dalam saluran cerna sampai beberapa minggu setelah sembuh.

a. Pencegahan

  • Desinfeksi.
  • Imunisasi jangka pendek

    b. Pengobatan

  • Diberikan rehidrasi yang cukup, dengan memperhatikan keseimbangan elektrolit.

SHIGELLA

ETIOLOGI

Jenis Shigella menurut virulensinya

  • S. Shiga/Dysenteriae    (Group A)
  • S. Flexeneri         (Group B)
  • S. Boydii             (Group C)
  • S. Sonnei             (Group D)


     

Penyebaran/Insidens

  • Seluruh dunia
  • S.Sonnei & Flexeneri à USA & Negara berkembang
  • S.Dysentriae à Negara berkembang

Transmisi & Epidemiologi

  • Sepanjang tahun, > akhir musim hujan
  • Tidak ada hewan Reservoir

Cara infeksi

  • Ekskreta manusia à
    • Tangan < Bersih
    • Satinja < Bersih
    • Sex Anorektal
  • Lalat/Kecoak
  • Makanan/Minuman
  • Mulut
  • Lolos Asam Lambung
  • Partikel makanan
  • Usus Besar
  • Toksin

Sumber Penularan

  • Tinja penderita
  • Tinja Carrier
  • Homosex : Anal-Oral Gay Bowel

Patologi

Akibat Toksin :

  • Sitotoksik, Neurotoksik, Enterotoksik
  • Adenyl Cyclase
  • Akumulasi Cairan & Elektrolit

Gambaran Klinik

  • MT : 1 – 5 Hr
  • Nafas seperti telur busuk
  • Mendadak
  • Defekasi sedikit –2
  • Diare > lama dari kolera/Rotavirus
  • Sakit perut/Kram
  • Nausea
  • Kolik

Gambaran Klinik (2)

  • Sefalgia
  • Demam

Tinja

  • Busuk
  • Red Current Jelly (Lendir + Darah)
  • Gumpalan-gumpalan darah & nanah à Berat


 

Gambaran Klinik (3)

Kasus Berat

  • Kollaps
  • Diare seperti air
  • Kejang-kejang
  • Suhu tinggi

Komplikasi

  • Sepsis
  • Sindrom Reiter :
    • Artritis        
    • Ureteritis        
    • Conjunktivitis
  • Dic (Disseminated Intravascular Coagulation)
  • Perforasi à Peritonitis
  • Anemia Hemolitik
  • Gagal Ginjal
  • Haemorrhoid
  • Iritis/Iridosiklitis
  • Perdarahan usus
  • Stenosis Saluran cerna

Pengobatan

  • Cairan
  • Diet lembek
  • Terapi Spesifik
    • Sulfadiazin
    • Cotrimoxazol
    • Tetrasiklin
    • Kloramfenikol
    • Streptomisin/Kanamisin
    • Ampisilin
    • Neomisin
  • Istrirahat/Isolasi

PENYAKIT VIRUS SALURAN CERNA

  • Poliomielitis, terdiri tiga bentuk, atau kombinasi dari ketiganya :

  • Poliomielitis non-paralitik ringan,
    • Ditandai dengan gangguan gastrointestinal, demam, mual, muntah, sakit kepala, sakit tenggorok dan pusing.
    • Biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari.

  • Poliomielitis non-paralitik sedang,
    • Pasien yang mengalami infeksi ini menunjukkan tanda-tanda meningitis aseptik seperti kaku kuduk dan nyeri tengkuk atau punggung.
    • Berlangsung kira-kira 10 hari, kemudian sembuh.

  • Poliomielitis paralitik,
    • Virus merusak lower motor neuron, yang berakibat paralisis flaksid (lemas) tungkai bawah, umumnya asimetris (unilateral)..
    • Kerusakan yang ditimbulkan berakibat kelumpuhan otot terkait. Penyembuhan polio lebih lambat dari infeksi akut lain, yaitu beberapa bulan, dan tungkai yang bersangkutan tetap cacat seumur hidup.
  • Masa inkubasi virus 1-2 minggu.
  • Dapat menular selama ada virus dalam sekret tenggorok dan tinja,
  • Virus menetap ditenggorok selama 1 minggu dan dalam tinja sampai 6 minggu.
  • Pencegahan
    • imunisasi aktif ;
    • vaksin salk (suntikan) atau vaksin sabin (oral).


       

Penyakit Virus Coxsackie,

  • Berupa meningitis aseptik dengan kelemahan otot (paresis) yang tidak berakibat paralisis.
  • Diagnosis dengan memeriksa sekret tenggorok atau nasofaring atau dalam tinja.


     

  • Penyakit Virus ECHO,
    • Entero Cytopathogenic Human Orpham, dengan sindroma gejala yang bervariasi dari gejala flu biasa sampai gejala penyakit pernapasan, gastroenteritis, meningitis aseptik dan kelemahan otot dan spasme.
    • Diagnosis dengan memeriksa sekret tenggorok dan tinja terhadap adanya virus.

Hepatitis Virus

  • Hepatitis A, virus hepatitis B dan Virus hepatitis C. Ada lagi non-A non-B.
  • Secara klinik dapat dibedakan gejala, namun pola epidemiologinya berbeda.

Hepatitis A

  • Hepatitis A , disebut juga hepatitis infeksiosa.
    • Penularannya melalui rute feko-oral, sedangkan sumber penularan oral melalui air yang tercemar, makanan (mis. Sejenis kerang), dan makanan jadi yang tercemar tangan.
    • Masa inkubasi 15-40 hari (rata-rata 1 bulan).
    • Terapi tidak ada yang spesifik.

Virus HAV dapat diinaktivasi dengan :

  1. Otoklaf
  2. Sinar Ultraviolet
  3. Formalin 1 : 4000 wt/volt selama 3 hari pada 37oC
  4. Klorine 1 – 15 ppm selama 30 menit
  5. Sodium hipoklorit 0,5% selama 15 menit
  6. Pemanasan kering selama 1 jam

Hepatitis B

  • Hepatitis B, disebut juga hepatitis serum.
  • Penularannya
  1. Darah : HBsAg sudah bisa ditemukan 1-2 bulan sebelum timbul gejala, menetap selama 6 bulan dan menghilang setelah 3 bulan infeksi akut
  2. Air seni
  3. Tinja dan sekresi usus
  4. Air liur dan sekresi naso – faring
  5. Semen, sekresi vagina, darah menstruasi
  6. Air susu, keringat
  7. Cairan, asites, amnion, sendi.

    HORISONTAL

  • Melalui kulit (perkutan, suntikan, infus, tranfusi, hemodialisa)
  • Melalui selaput lendir (per-oral, seksual)

    VERTIKAL

  • Persalinan (perinatal), dari ibu dengan hepatitis B akut atau ibu mengidap kronik hepatitis B. Penularannya bisa terjadi dalam uterus (in-utero), sewaktu persalinan, pasca persalinan.
  • Masa inkubasi 60-175 hari,
  • Terapi tidak ada yang spesifik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar